Minggu, 23 Agustus 2020

Potensi Desa Ngandong

Desa Ngandong kecamatan Eromoko,Kabupaten Wonogiri ingin memantapkan diri menjadi desa topeng. Mereka menghidupkan kembali kerajianan topeng dengan mengajarkan cara pembuatannya kepada generasi muda

Camat Eromoko Danang Erawanto didampingi Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Tutut Wijaya mengatakan, desa tersebut dahulu terkenal sebagai penghasil topeng. Banyak keluarga di desa itu mampu memproduksi topeng. Namun, kini tinggal dua keluarga yang menjadikan kerajinan topeng sebagai mata pencaharian utama. ”Yang benar-benar berprofesi sebagai perajin topeng ada dua keluarga. Mereka mengerjakannya turun-temurun. Keluarga-keluarga lain sebenarnya juga mampu membuat topeng, tapi hanya sebagai pekerjaan sambilan,” kata Tutut.

Karena itu, regenerasi perajin topeng dilakukan dengan menggelar pelatihan terhadap generasi muda desa setempat. Desa itu ingin mengembangkan wisata edukasi pembuatan topeng. ”Pada 2014, Desa Ngandong diluncurkan sebagai desa topeng oleh Pak Camat,” imbuhnya.

Topeng Seribu Wajah

Dimasa lalu, mayoritas warga Desa Ngandong, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri bekerja sebagai perajin topeng. Namun, dalam perjalanannya jumlah perajin topeng terus menyusut hingga tinggal menyisakan dua keluarga yang menjadikan kerajinan topeng sebagai mata pencaharian utama.

Didorong untuk melestarikan budaya ini, maka regenerasi perajin topeng pun dilakukan. Tetua desa sepakat untuk mengembangkan wisata edukasi pembuatan topeng di desanya. Pelatihan membuat topeng pun dihelat untuk generasi muda.

Seiring menguatnya tekad warga untuk memantapkan diri menjadi sentra kerajinan topeng, roda ekonomi Desa Ngandong kembali menggeliat. Ketrampilan membuat topeng dengan ditularkan kepada generasi muda.

Salah satu keluarga yang masih konsisten menjadi perajin topeng adalah keluarga Suwardi di Dusun Ngandong, desa setempat. Suwardi yang juga merupakan dalang itu terkenal mahir membuat topeng seribu wajah. Keterampilan itu diturunkan kepada hampir seluruh keluarganya. Dalam sehari, seorang perajin mampu memproduksi 3-5 topeng, tergantung ukuran, dan tingkat kesulitannya. Topeng-topeng tersebut dipasarkan ke berbagai daerah melalui pedagang di Yogyakarta dan Ponorogo, Jawa Timur.

Adapun sebagian produk lainnya dipasarkan melalui online. Harga topeng yang masih mentah atau belum dicat dari tangan perajin berkisar Rp 12.500 per unit.

Adapun harga topeng yang sudah dicat atau sudah jadi dari tangan perajin berkisar Rp 50.000 per unit. ”Mereka juga berkreasi dengan membatik topeng. Jadi, topengnya dilukis dengan canting, seperti membatik,” imbuhnya.

Sumber dari: https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/143720/desa-ngandong-jadi-desa-topeng

https://pesona.travel/keajaiban/5528/kisah-dua-desa-penghasil-kerajinan-topeng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peluang Berbisnis bouquet snack

Hai guis,, kalian tentunya tahu apa itu bouquet Snack? Kalau belum tau coba cek postingan aku yang sebelumnya ya!  Sekarang kita ulas sediki...